Forever Young

cerpen- KADO
Sabtu, 09 Januari 2010 . 0 word(s) .
KADO



Meira sibuk mencari-cari sesuatu didalam kamarnya pagi-pagi. Sampai-sampai, seisi kamar yang tadinya rapi sekarang menjadi bak kapal pecah dihantam tsunami. Meira akhirnya menyerah. Dia menuju pintu kamarnya dan berteriak.
“Bibi! Mana bungkusan kotak dikamar Mei?!” teriak Meira memecah keheningan pagi itu.
“Iya, non!” Bi Inah, bibi yang kerja dirumahnya sejak lama udah berada di hadapan Meira.
“Mana kotak yang udah dipitain disitu?” tanya Meira sambil menunjuk kolong tempat tidurnya.
“Udah bibi buang, non.” Jawab Bi Inah.
“Kok bibi buang sih?! Itu kan untuk Yuri, bi.” Omel Meira sambil menatap kolong tempat tidurnya.
“Bibi kira itu kado dari orang yang suka sama non lagi. Jadi bibi buang. Biasanya kan non suruh bibi buang kan?” tanya bi Inah ke Meira lagi.
“Yah, bibi.” Desah Meira.



* * *



Meira sudah rapi dengan seragam sekolahnya. Dia cepat-cepat menuju ruang makan. Dia langsung mengambil sepotong perkedel dan langsung pergi kesekolahnya. Dia tahu, pasti dirmuah masih ada Yuri. Dia kan sengaja bohongin Yuri kalo Meira itu lagi sebel sama Yuri.
Meira masuk kedalam taksi yang dia stop didepan persimpangan jalan rumahnya. Dia langsung menyuruh si supir menuju sekolahnya yang terletak agak jauh dari rumahnya itu.
Meira turun dari taksi itu dan langsung berlari mengejar seorang cewek berambut pendek yang berada didepannya.
“Sha!” panggil Meira.
“Mei! Lo ini semalem gue sms gak dibalesin.” Protes Shasi.
“Sorry deh, Sha. Semalem gue lagi ngelakuin rencana gue buat Yuri.” Jelas Meira sambil tersenyum puas ke Shasi.
“Terus, ntar kalo Yuri malah beneran marah sama lo gimana?” Shasi mulai buat Meira bimbang lagi.
“M... mungkin Yuri nggak gitu lah, Sha. Gue kan tahu bener sifat tu anak.” Jawab Meira.
“Ya udah. Kadonya OK?” tanya Shasi.
“Nah, itu dia masalahnya! Kado yang udah kita beli dibuang sama Bi Inah.” Kata Meira sedikit lesu.
“Terus, gimana dong sekarang?” Shasi ikut bingung juga mikirin nasib kado buat Yuri, adik perempuan Meira yang beda sekolah sama Meira.
“Ntar lo anterin gue keliling mal lagi ya nyari kado buat Yuri.” Ajak Meira sedikit menunjukan wajah kasusahannya.
“OK, deh.” Jawab Shasi sedikit lemas.
“Nah, gitu dong!” Meira akhirnya dapat tersenyum pagi itu.



* * *



Meira dan Shasi udah keliling mal itu siang ini. Mereka malah nggak nemuin satu barang pun yang cocok buat kadi Yuri. Meira dan Shasi malah terduduk lemas di sebuah bangku panjang dengan masing-masing softdrink ditangan mereka.
Meira terlihat sangat sedih sekali. Pasalnya, Yuri itu kan adik kesayangannya dan baik banget anaknya. Masa di ulang tahun ke-16 dia nggak dapet kado. Padahal dia aja udah dapet SIM.
“Mei, itu bagus tuh buat Yuri.” Usul Shasi sambil menunjuk kesebuah etalase pernak-pernik buat cewek.
“Iya, Sha. Ayo!” ajak Meira ke etalase itu.
Meira dan Shasi udah melihat benda itu tepat didepan mata mereka sekarang. Benda mungil yang sangat menarik perhatian. Sebuah anting berbentuk unik dan berbahan perak. Meira memanggil mbak yang menjaga toko itu.
“Mbak, yang ini berapa?” tanya Meira sambil menunjuk anting itu.
“Oh, yang itu 25 mbak.” Jawab Mbak yang tadi.
“Udah, Mei. Ambil aja!” bisik Shasi.
“Aku beli yang ini deh, mbak.” Kata Meira.
“Aduh, mbak. Maaf banget, ya. Kalo anting yang ini udah dipesen sama orang dari jauh-jauh hari. Katanya hari ini mau diambil.” Jawab Mbak itu agak nggak enak hati juga.
“Oh, makasih deh mbak.” Meira dan Shasi meninggalkan toko itu dengan lesu.
Meira dan Shasi melanjutkan pencarian mereka ke toko-toko didalam mal itu lagi. Mereka sudah kelelahan juga sore itu. Tapi, hari ini kan ulang tahunnya Yuri juga. Meira beberapa kali melihat-lihat kedalam isi toko pernak-pernik yang berjejer didalam mal itu.
Shasi menarik Meira kedalam sebuah toko cloathing. Shasi yang emang udah sering ke toko itu lumayan akrab sama penjaga tokonya. Itu terlihat dari pertama mereka berdua masuk ke toko cloathing itu.
“Mau cari apa, Sha?” tawar Mbak Reni, si penjaga toko itu pas giliran sift siang saat itu.
“Gini, mbak. Aku sama temen ku mau nyari kado buat cewek, umurnya 16 tahun. Yang bagus apa ya mbak?” tanya Shasi.
“Gimana kalo ini,” Mbak Reni mengeluarkan sebuah baju model terbaru toko cloathing itu.
“Gimana, Sha?” tanya Mbak Reni.
“Keren, mbak! Lo, Mei?” Shasi minta pendapat Meira.
“Keren! Pasti cocok buat Yuri.” Ujar Meira.
“Ini barang baru kami lo.” Promosi Mbak Reni.
“Ah, Mbak ini malah promosi aja. Oh iya, mbak. Nih kenalin dulu. Ini Meira temen ku. Meira, ini Mbak Reni yang jadi asisten si pemilik toko ini.” Terang Shasi.
Meira mengeluarkan uangnya dari dalam dompetnya. Dia mengambil barang yang udah dibungkus sama Mbak Reni tadi. Ternyata pegawai di toko itu welcoming banget sama tamu yang mau jadi sahabat. Malah mereka pake nawarin minum segala. Pantes aja si Shasi betah banget di toko itu.
“Thanks ya, Mbak. Ntar kapan-kapan aku mampir lagi deh.” Kata Meira sambil tersenyum cerah sekarang.
“Sama-sama, Mei, Sha.” Jawab Mbak Reni.
“Kita balik dulu ya, mbak.” Shasi dan Meira meninggalkan mal itu.
Meira dan Shasi pisah di depan mal. Shasi balik kerumanya yang emang berlawanan arah. Meira langsung naik ke taksi dan menuju rumahnya. Dia udah bisa nebak, pasti Yuri udah di rumah sekarang. Tapi di hari ulang tahun Yuri ada yang kurang. Biasanya ada mama sama papa mereka. Tahun ini mama sama papa mereka lagi ke luar kota ngurusin masalah kuliah kakak mereka yang udah kuliah di Jogja.
Meira keluar dari taksi. Dia langsung masuk kedalam rumahnya. Dia mencari-cari dimana Yuri. Dan, ternyata Yuri lagi asyik nonton TV sambil ngemil. Itu kerjaan Yuri biasanya sehari-hari kalo lagi borring.
“Happy birthday, honey!” seru Meira sambil menyodorkan kado nya itu.
“Wah, kak Mei. Thanks ya, kak. Aku kira kakak beneran marah lo sama aku.” Balas Yuri sambil berkaca-kaca.
“Nggak lah. Kakak kan sayang banget sama kamu, Yu.” Sahut Meira sambil memeluk adiknya itu.
“Makasih banget lo kak.” Kata Yuri lagi.
“Iya, sayang.” Jawab Meira sambil mengelus rambut adiknya itu.





Thanks for reading :)




Older Post . Newer Post


// Forever Young-One Direction